Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Perspektif Sosiologi tentang Kurikulum

Rakhmat Hidayat
Submitted
Oct 28, 2013
Published
Jan 1, 2011
PDF (BAHASA INDONESIA)
Citation
Hidayat, R. (2011). Perspektif Sosiologi tentang Kurikulum. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(2), 178–188. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i2.16
Abstract

This article aims to explain the thinking of four sociologist:Pierre Bourdieu, Michael W. Apple, Henry Giroux and Carlos Alberto Torres about the curriculum and explains the definition of curriculum in sociological perspective. The methodology used is by conducting literature review of books written by the four sociologists. There are two important conclusions in this paper (1) states practice a set of mechanisms of power through the use of discourse that is by forming educational texts to produce a variety of compliance in the form of values, worldview, and so forth. Curriculum as a form of state power is used in producing various world outlook which should be in line with the state perspective, (2) curriculum is a space where the agents with the interests and different capital fight each other to fight for position, influence, prestige and position. Need to do more in-depth discussion and review of curriculum in various aspects. The on putting pedagogical studies curriculum as a micro study. So far, the study of curriculum has been emphasizing more.

 

ABSTRAK

Tujuan kajian ini dimaksudkan untuk menjelaskan pemikiran empat sosiolog yaitu Pierre Bourdieu, Michael W. Apple, Henry Giroux dan Carlos Alberto Torres tentang kurikulum dan menjelaskan definisi kurikulum dalam perspektif sosiologis. Metodologi yang digunakan adalah melakukan kajian pustaka dari buku-buku yang ditulis oleh empat sosiolog tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa: 1) negara menjalankan praktek kekuasaannya melalui penggunaan seperangkat mekanisme wacana yaitu dengan pembentukan teks-teks pendidikan untuk menghasilkan berbagai kepatuhan berupa nilai, cara pandang dunia, dan sebagainya. Kurikulum sebagai bentuk kekuasaan digunakan negara dalam memproduksi berbagai cara pandang dunia yang harus sejalan dengan cara pandang negara dan 2) kurikulum merupakan sebuah ruang dimana para agen dengan kepentingan dan modalnya yang berbedabeda saling bertarung untuk memperjuangkan posisi, pengaruh, prestis dan kedudukan. Perlu dilakukan diskusi dan kajian lebih mendalam tentang kurikulum dalam berbagai aspek. Selama ini kajian tentang kurikulum lebih banyak ditekankan pada kajian pedagogik yang lebih menempatkan kurikulum sebagai kajian mikro.

Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 3749
Downloads : 11743
References
Adnan, Ricardi S., 1992, Pengaruh Kurikulum Terselubung terhadap Keberhasilan Siswa SMA; Studi Kasus SMAN 8 Jakarta, Skripsi Sarjana Jurusan Sosiologi, FISIP UI, Depok (tidak dipublikasikan).
Alkin, Malkin C, 1992, Encyclopedia of Educational Research (Sixt Edition), Macmillan Library.
Apple, Michael W. 1990. Ideology and Curriculum. New York-London: Routledge.
Bestor, Arthur E, Jr. 1956. The Restoration of Learning, New York: Knopf
Bourdieu, Pierre, 1977. Cultural Capital and Social reproduction dalam Karabel, Jerome dan A.H. Halsey (1977). (ed). Power and Ideology in Education. New York; Oxford University Press.
Bourdieu, Pierre,1991. Language and Symbolic Power. Cambridge: Harvard University Press.
Bourdieu, Pierre,1993. The Field of Cultural Production. Cambridge: Polity Press
Darder, Antonia. Et. Al, 2003. (ed). The Critical Pedagogy Reader. New York: Routledge.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Kurikulum 1994: Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Standar Isi Kurikulum dan Pengelolaan Kurikulum, Pengelolaan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Fibra, Adsina, 2002. Kurikulum Tersembunyi dalam Pendidikan Sekolah Dasar Katolik; Kasus SD Fransiskus Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Skripsi Sarjana Departemen Antropologi, FISIP UI, Depok (tidak dipublikasikan).
Giroux, Henry dan David Purpel (ed), (1983), The Hidden Curriculum and Moral Education, California: McCutchan Publishing Corporation
Giroux, Henry A, 1992. Border Crossing; Cultural Workers and The Politics of Education, New York: Rotledge.
Hutchins, R.M. 1936. The Higher Learning in America. Yale: New Haren
Karhami, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar & Menengah (Upaya Menyeimbangkan Tiga Kepentingan: Masyarakat-Pembelajar-Keilmuan) dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 024, Tahun ke-6, Juli 2000.
Keputusan Presiden RI No. 145/Tahun 1965 tentang Nama dan Rumusan Induk Sistem Pendidikan Nasional
Keputusan MPR No. II/MPR/1973 tentang Pertanggungjawaban Presiden RI Soeharto selaku Mandataris MPR
Kusumo, 2004. Pendidikan Sebelum Masa Kolonial dalam Salim (2004). Indonesia Belajarlah; Membangun Pendidikan Indonesia. Semarang: Gerbang Madani.
Levey. 1993. (ed). School Dictionary 3, New York: MacMillan/McGraw-Hill.
McClaren, Peter, 1995, Critical Pedagogy and Predatory Culture;Oppositional Politics in Postmodern Era, London: Routledge.
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Provinsi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No 22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Phenix, PH., 1962. The Discipline as Curriculum Content, in A Harry Passow (ed). Curriculum Crossroads:Report of a Curriculum Conference. New York:Bureau of Publications Teacher
Seda, Francisia SSE. 1987, Kurikulum Terselubung dan Modernitas Individu (Suatu Studi Kasus Mengenai Sekolah sebagai Agen Sosialisasi), Skripsi Sarjana Jurusan Sosiologi FISIP UI, Jakarta (tidak dipublikasikan)
Suryana, Pendidikan Masa Kolonial dalam Salim, 2004. Indonesia Belajarlah: Membangun Pendidikan Indonesia. Semarang: Gerbang Madani.
Silverius, Masa Depan Kurikulum Masa Depan, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 046, Tahun Ke-10, Januari 2004.
St Kartono, KTSP Menuju Kurikulum “Less Is More” dalam http://www.kompas.com/kompas-cetak/0611/21/jogja/1030938.htm-Selasa, 21 November 2006
Tap MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan
Tilaar, H.A.R. 1995, 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995: Suatu Analisis Kebijakan, Jakarta: Penerbit Grasindo.
Tilaar, H.A.R.2003. Kekuasaan dan Pendidikan; Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural, Magelang: IndonesiaTera.
188
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
Torres, Carlos Alberto. 2006. Schooling, Power, and The Exile of The Soul dalam Weis, Louis, et. Al (2006). (ed). Ideology, Curriculum, and the New Sociology of Education. New York-London: Routledge.
Undang-Undang No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah
Undang-Undang No. 1950 tentang Pendidikan dan Pelajaran
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang No. 22 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Weis, Lois et.al (2006) (ed), Ideology, Curriculum, and The New Sociology of Education (Revisiting the Work of Michael Apple), New York: Routledge.
Zed, Mestika, Ilmu Sosial Indonesia dalam Wacana Metodenstrein dalam Abdullah, Taufiq (ed), 2006. Ilmu Sosial dan Tantangan Zaman. Jakarta: Raja Grafindo Persada