Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA MBAWA DALAM MEWUJUDKAN TOLERANSI BERAGAMA

I Made Purna
Submitted
Feb 21, 2018
Published
Oct 26, 2016
PDF (BAHASA INDONESIA)
Citation
Purna, I. M. (2016). KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA MBAWA DALAM MEWUJUDKAN TOLERANSI BERAGAMA. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 1(2), 261–277. https://doi.org/10.24832/jpnk.v1i2.764
Abstract

Donggo is an ethnic community living in Mbawa Village, District Donggo, Bima, West Nusa Tenggara. This Ethnic consists of various monotheism religions, such as Islam, Catholic, and Protestant. Despite having a plural society background from various religions, Donggo’s community in Mbawa village have capability in maintaining the harmony among their community. This study aims to analyze how the community in Mbawa village with various religions can avoid religious-based conflict. In addition, it analyzes what strategies are used to achieve the harmony among the community of Mbawa village. Observation was used as the main method of this study. The results of this study shows that in maintaining harmony among religious people in their community, people of Mbawa village apply their local knowledge as a cultural strategy to avoid religious conflict. In summary, local wisdom in Mbawa Village can bridge the community members of different religious beliefs.

 

ABSTRAK

Masyarakat Donggo merupakan sebuah etnis yang mendiami Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Etnis ini terdiri atas berbagai macam penganut agama monoteis seperti Islam, Khatolik dan Protestan. Dengan latar belakang masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai macam agama, masyarakat Donggo di Desa Mbawa dapat memelihara harmonisasi antaranggota masyarakat. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana masyarakat Desa Mbawa yang terdiri atas berbagai macam penganut agama dapat menghindari konflik berbasis agama. Selain itu, strategi apa saja yang digunakan sebagai wahana mewujudkan keharmonisan masyarakat Desa Mbawa. Metode observasi digunakan sebagai tumpuan utama dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menjaga kerukunan antarumat, masyarakat Desa Mbawa menggunakan kearifan lokal sebagai strategi budaya untuk menghindari terjadinya konflik antarumat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kearifan lokal yang hidup di Desa Mbasa mampu menjembatani anggota masyarakat yang berbeda keyakinan.

Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 3671
Downloads : 2498
References
Armini, A. I.G. 2013. Toleransi Masyarakat Multi Etnis dan Multi Agama Dalam Organisasi Subak Di Bali, Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Patanjala, 5(1), 48-49.

Arsana, I.G.K.G. 2006. Segregasi Sosial Dan Pola Adaptasi Budaya Dalam Kehidupan Pluralisme Agama Di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Tesis (tidak
dipublikasikan). Denpasar: Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Confido, J.V. 2015. 7 Tingkatkan Strategi. Lionmag (22-23).

Dhana, N., Agung A A G P, Parimartha I G, Geriya W, & Sudarma W. 2002. Integrasi Antaretnik Berbeda Agama Melalui Upacara Agama Kajian Tentang Hubungan Antaretnik Bali dan Sasak Melalui Upacara Perang Topat di Pura Lingsar Lombok. Denpasar: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Fatmawati, I. 2014. Efektivitas Buah Lerak (Sapindus Rarak De Candole) Sebagai Bahan Pembersih Logam Perak, Perunggu dan Besi. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur.
8(2) 23-30.

Huntington, S.P. 1996. The Clash Of Civilisations and The Remaking Of The World Order. New York: Touchstone Book.

Marjanto, D, K. 2015. Kearifan Lokal Upacara Ruwatan Rambut Gembel dan Hubungannya Dengan Pelestariann Lingkungan di Kawasan Dieng. Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional,
22(2) 279-304.

Ngurah, I.G.M. 2010. Dialog Antar Umat Beragama Dalam Masyarakat Multikultural Di Kota Denpasar. Disertasi. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana

Peursen, V.C.A. 1989. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Edisi Kedua.

Purna, I. M. 2001. Budaya Masyarakat Perbatasan Studi Kasus Desa Pegayaman Buleleng, Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional. 2(2) 34-38.

Purna, I, M. 2007. Pendidikan Ideologi Multikultural Dalam Ketahanan Budaya Bangsa Indonesia (dalam Analisis SWOT). Jurnal Jnana Budaya. XI(11) 1-11.

Purwanto, S.A, ed. 2015. Revolusi Mental Sebagai Strategi Kebudayaan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan.

Satyananda, I M. 2015. Rumah Tradisional Donggo. Jurnal Jnana Budaya. 20(2) 247-264.

Situmorang, R.O.P. & Simanjuntak, E.R. 2015. Kearifan Lokal Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Sicike-Cike, Sumatera Utara. Jurnal Widyariset.
18(1) 145-153.

Sudarma, I. W. 2001. Budaya Masyarakat dan Potensi Konflik dalam Perspektif Multikulturalisme, Jurnal Jnana Budaya Edisi Kesebelas. XI(11) 41-43.

Sudarma, I. W. 2007. Kajian Antaretnik dalam Pelaksanaan Upacara Tradisional di Pura Subak Medewi Jembrana. Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional, I(1) 122-125.

Sudjiono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suwitha, I, G, P. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Menyama Braya dalam Membangun Masyarakat Multikultur di Pedesaan Bali. Jurnal Jnana Budaya. 20(2) 163-179.

Tule, P.S.V.D. 2010. Wahana Harmonisasi Masyarakat Melalui Pembangunan dan Kesejahteraan, dalam Buku Industri Budaya-Budaya Industri. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata.

Wajidi. 2014. Hubungan Islam dan Budaya dalam Tradisi Ba-Ayun Maulid di Masjid Banua Halat Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Patanjala,
6(3) 350-354.