Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Membangun Media Massa Publik dalam Menanamkan Pendidikan Karakter

Oos M Anwas
Submitted
Oct 30, 2013
Published
Nov 1, 2011
PDF (BAHASA INDONESIA)
Citation
Anwas, O. M. (2011). Membangun Media Massa Publik dalam Menanamkan Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(6), 680–690. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i6.59
Abstract

In the information era, character education is necessary to be done through mass media. Privately-controlled mass media is often marred by ideological and owner’s interests as well as by financial benefits. Therefore we need a public mass media with public interest idealism. It could be in the form of public newspaper, public magazine, public radio, public television, or public web/portal. To be able to instill character education, substance of the public mass media should be designed in accordance with the needs and character of the target, distributed continuously, easily accessed or utilized by the target, and packaged in an attractive format to enable it to compete with other mass media. The substance is required to encourage and create a community of learners, inspire, educate, and provide examples in building the nation’s character. To realize that the public mass media can be developed from existing institutions such as RRI, TVRI, or Antara News Agency in a synergistic manner with all potential in ministries or other institutions in the aspect of substance, infrastructure, human resources, etc.

 

ABSTRAK


Dalam era informasi, penanaman pendidikan karakter perlu dilakukan melalui media massa publik. Exposuremedia massa yang dikuasai swasta seringkali diwarnai kepentingan ideologi, pemilik (owner), serta keuntungan finansial. Oleh karena itu, diperlukan media massa publik yang memiliki idealisme untuk mengutamakan kepentingan masyarakat. Bentuknya yaitu Koran Publik, Majalah Publik, Radio Publik, Televisi Publik, dan Web/Portal Publik. Untuk dapat menanamkan pendidikan karakter, substansi media massa publik perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakter sasaran, distribusinya dilakukan secara kontinyu, mudah diakses atau dimanfaatkan oleh sasaran, serta dikemas dalam format yang menarik dan mampu bersaing dengan media massa swasta. Substansi media ini dituntut dapat mendorong dan menciptakan masyarakat pembelajar, menjadi inspirasi, mencerdaskan, serta memberikan contoh keteladanan dalam membangun karakter bangsa. Untuk merealisasikan media massa publik dapat dikembangkan dari lembaga yang ada, misalnya RRI, TVRI, atau kantor berita Antara dengan cara mensinergikan dengan potensi yang dimiliki kementerian atau lembaga-lembaga lainnya baik dalam aspek: substansi, infrastruktur, SDM, dan aspek lainnya.

Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 1907
Downloads : 3727
References
Anwas, 2009. Pemanfaatan Media dalam Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian. Disertasi: Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB Bogor.
Anwas, 2010. Televisi Mendidik Karakter Bangsa: Harapan dan Tantangan. Jakarta: Artikel Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 16 Edisi Khusus III. Balitbang Kemdiknas.
Bandura, Albert. 1977. Social Learning Theory. New Jersey: Prentice-Hall Inc, Englewood Cliffs.
Elkind, David H dan Freddy Sweet. 2004. How to Do Character Education. http://www.goodcharacter.com/Article_4.html (25 Mei 2011).
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pembangunan Pendidikan Nasional 2010-2014; Paparan Mendiknas Mohammad Nuh dalam Rembug Nasional Pendidikan 2010. Depok: 2-4 Maret 2010 www.dikti.go.id/.../Rembuknas2010/REMBUK-MENDIKNAS-2010-V-2.pdf (15 Agustus 2011).
Makmun, Abin Syamsudin, 2005. Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa: Kontroversi, Teori, dan Aplikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.
McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa; Suatu Pengantar. Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga.
McQuail, Denis dan Sven Windahl. 1996. Communication models; for the study of mass communication. London & New York:Longman.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Woolfolk, Anita E dan Nicolich, Lorraine McCune. 1984. Educational psychology for teachers. Second edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, In.
Sadiman, Arief S, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali.
Sendjaja, Sasa Djuarsa, dan Ilya Sumawinardi. 1994. Teori Komunikasi; Materi Pokok Modul Universitas Terbuka, Jakarta: UT.
Severin, J Werner dan James W. Tankard. 2001. Communication Theory: Origin, Methods, and Uses in The Mass Media. Eddison Wesley Lngman, Inc.
Straubhaar, Joseph dan Rober LaRose. 2002. Media Now: Communications Media in the Information Age. Third Edition. Belmon. CA: Wadsworth.
Suresh, Kalyani. 2003. Journalism and Mass Communication; Theories of Communication.http://www.peoi.org/Courses/Coursesen/mass/mass2.html (17 Oktober 2011).