Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Konflik Dalam Perspektif Pendidikan Multikultural

Hermana Somantrie
Submitted
Oct 30, 2013
Published
Nov 1, 2011
PDF (BAHASA INDONESIA)
Citation
Somantrie, H. (2011). Konflik Dalam Perspektif Pendidikan Multikultural. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(6), 660–672. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i6.57
Abstract

Conflict is a potential of individual or group tension in multicultural societies because of their different perspectives and objectives between them. Conflict can be resulted from a simple problem to a complex problem. Conflict in some areas of Indonesia has become a chaotic condition. In one hand, most people use conflict as a mode to demonstrate frustrations and angers they feel; and in other and, those who use conflict as a gun for resolving problems they have. The implementation of multicultural education is an effort for conflict resolution, because conflict is no longer a phenomenon, but it has been a reality in a daily society’s life. Therefore, national education authority of Indonesia should propose the educational policy to prioritize the implementation of multicultural education, as an instrument to resolve some conflicts happening in society, nation, and state level.

 

ABSTRAK


Kehidupan multikultural manusia merupakan potensi konflik dalam berbagai hal, baik antar individu maupun antar kelompok, sebagai akibat dari adanya perbedaan perspektif, kepentingan, dan tujuan hidup di antara mereka. Konflik bisa disebabkan dari masalah yang sangat sederhana atau kecil sampai dengan masalah yang kompleks atau besar. Konflik di beberapa wilayah Indonesia sudah sampai pada tahap yang sangat mengkuatirkan, yang ditandai dengan adanya: 1) kelompok masyarakat yang menggunakan konflik sebagai mode untuk menumpahkan segala kekesalan dan kekecewaan yang mereka rasakan, dan 2) kelompok masyarakat lainnya yang menggunakan konflik sebagai senjata untuk menyelesaikan masalah. Salah satu upaya untuk mencegah konflik yaitu dengan mewujudkan pendidikan multikultural, karena konflik yang terjadi saat ini bukan lagi sekedar fenomena atau gejala, tetapi sudah menjadi realitas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, otoritas pendidikan nasional Indonesia harus bisa memprioritaskan pendidikan multikultural dalam kebijakan pendidikan nasional, sebagai salah satu instrumen bagi penanganan konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 6921
Downloads : 3981
References
Avrunin, George S. 1988. The structure of conflict. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
Banks, J. A. 1994. An introduction to multicultural education. Boston: Allyn and Bacon.
Banks & Banks. 1995. Handbook of research on multicultural education. New York: MacMillan Publishing, Inc.
Bartos, Otomar J. 2002. Using conflict theory. Cambridge, England: Cambridge University Press.
Calhoun, Craig; Donald Light; & Suzanne Keller. 1989. Sociology. New York: McGraw-Hill, Inc.
Lickona, Thomas. 1992. Educating for character. New York: Bantam Books.
May, Stephen. 1999. “Towards critical multiculturalism”. In Stephen May (editor). Critical multiculturalism: rethinking multicultural and antiracist education. London: Falmer Press.
Sleeter, C. E., & Grant, C. A. 1993. Making choices for multicultural education: five approaches to race, class, and gender. (2nd Ed.). New York: Merrill.
Steinberg, Shirley R. 1997. Changing multiculturalism. Philadelphia, PA: Open University Press.
Varshney, Ashutosh; Rizal Panggabean; & M. Zulfan Tadjoeddin. 2004. Pattern of collective violence in Indonesia (1990-2003). Jakarta: United Nations Supports Facility for Indonesian Recovery (UNSFIR), working paper-04/03.
Webne-Behrman, Harry. 1998. The practice of facilitation: managing group process and solving problems. Westport, CT: Quorum Books.