The aim of this research is to describe the phenomenon of learning interaction in terms of critical education in the State Senior High School in Padang. The subjects of this research are the teachers of Civics Education and Sociology. The research was held at six schools: SMAN 1 and SMAN 2 Padang represents the best school; SMAN 3 and SMAN 5 represents the good school, and SMAN 7 and SMAN 12 represents the ordinary school. These 6 school selected one PKn teacher from each school among the aspect observed in this research is the pattern of interaction between teachers and students in learning process at the classroom. To analyze this interaction was approached by Critical Discourse Analysis of Fairlclough, especially dealing with Interactional Control Feature. The theoretical framework was based on theory of teachers’ authority by John Wilson. The result of this study shows that interaction between teachers and students is dominated by teachers. This authority tend to direct students on achieving the target of learning by mastering the material which proved by success on passing the test (mid of last term semester). In short, teachers have not applied their authorities yet on empowering students as the subjects of learning.
ÂÂ
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena interaksi belajar mengajar di sekola dengan sudut tinjauan pendidikan kritis. Subjek penelitian adalah guru-guru SMAN di Kota Padang yang terdiri dari guru PKN dan Sosiologi. Untuk setting penelitian dipilih 6 SMAN yaitu SMAN 1 dan SMAN 2 Padang mewakili sekolah unggul, SMAN 3 dan SMAN 5 mewakili sekolah pra unggul, dan SMAN 7 dengan SMAN 12 mewakili sekolah kategori biasa. Dari enam sekolah tersebut dipilih masing-masing 1 guru PKn dan 1 guru Sosiologi. Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah pola interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menganalisis interaksi tersebut digunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis dari Fairclough, khususnya mengenai kontrol Interaksi (Interactional Control Feature). Kerangka teori yang digunakan adalah teori otoritas dari John Wilson yang menyoroti penggunaan otoritas guru dalam kelas. Dari hasil pengamatan ini ditemukan bahwa interaksi guru siswa yang ada saat ini masih banyak didominasi oleh guru. Penggunaan otoritas guru masih terfokus pada pencapaian target berupa penguasaan materi seperti yang telah direncanakan, dan pada akhirnya dibuktikan melalui keberhasilan dalam menjawab soal tes (tengah semester atau akhir semester). Disimpulkan bahwa guru belum menggunakan otoritas yang diarahkan kepada pendidikan atau pemberdayaan siswa sebagai subjek belajar.