Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Analisis Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan

Sondang Pintauli
Submitted
Dec 14, 2016
Published
Jul 10, 2010
PDF
Citation
Pintauli, S. (2010). Analisis Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(4), 376–390. https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i4.469
Abstract

The purpose of this study was to analyze the relationship between oral health status (caries and periodontal status, oral hygiene) and oral health behavior of sixth grade primary and third grade of junior high school students in Medan. 393 children (197 primary school students and 196 junior high school students) were selected at cluster stratification. Dental caries and periodontal status of students was evaluated using the World Health Organization (WHO) diagnostic criteria. The oral hygiene of each child was assessed using the scoring of Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S) from Greene and Vermillion. Interviews were conducted using a questionnaire to determine the oral health behavior of the children. The results showed that: 1) the caries prevalence of primary school children 92,39% with mean DMFT 3,42±2,36, and found higher in junior high school students 93,37% with mean DMFT 3,79±2,69. Junior high school students have >3 health sextants according to WHO. Almost all of students in both groups (50.8 and 52.6%) in moderate category; 2) 61.4% of the primary school students with good oral health habits while in junior high school students only 30.1%; 3) no statistically differences between oral health behavior and periodontal status (p>0.05), it was found significant differences between oral health behavior and caries experience and also oral hygiene (p<0.05).

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap status kesehatan gigi dan mulut siswa kelas VI SD dan III SMP di Kota Medan. Total sampel 393 orang yang diambil secara stratifikasi-klaster 2 tingkat, di mana siswa SD 197 orang dan SMP 196 orang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, serta uji statistik menggunakan one-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) prevalensi karies siswa SD 92,39% dengan DMFT 3,42±2,36 dan meningkat pada siswa SMP menjadi 93,37% dengan DMFT 3,79±2,69. Siswa SMP mempunyai >3 sekstan sehat sesuai dengan target pencapaian gigi sehat WHO. Skor OHIS sebagian besar siswa SD dan SMP (50,8 dan 52,6%) pada kategori sedang; 2) 61,4% siswa SD mempunyai perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang baik, sedangkan pada siswa SMP hanya 30,1%; 3) terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dengan skor pengalaman karies (DMFT) dan skor kebersihan mulut (OHIS) (p<0,05), sebaliknya tidak dijumpai hubungan yang signifikan antara perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dengan status periodontal (p>0,05).

Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 5072
Downloads : 6701
References
Axelsson P. 1999. An introduction to risk prediction and preventive dentistry. Chicago: Quinressence Publishing Co., Inc., 113-114.
Astoeti, Tri Erri. 2006. Total Quality Management dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 20-30.
Budiharto. 1998. Kontribusi umur, pendidikan, jumlah anak, status ekonomi keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi terhadap perilaku ibu, JKGUI; 5(2): 92-108.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah. Indonesia Sehat 2010. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2001. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Pelita VI. Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Litbangkes.
Dinas Kesehatan Kota Medan. 2008. Profil Dinas Kesehatan Kota tahun 2007. Medan: 1-15.
Debnath T. 2002. Ashok’S Public Health and Preventive Dentistry. 2nd ed., India: AITBS Publishers & Distributors (Regd.): 8-30.
Herijulianti, E. Indriani, TS., dan Sri Artini. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: 97-115.
Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan anak. Jilid 2. Alih Bahasa. Tjandrasa, M. Jakarta: Erlangga: 202-7.
Irmawati., dan Satiti, K. 2001. Prevalensi karies pada anak-anak yang tinggal di tiga desa dengan konsumsi air minum yang berbeda kadar fluornya. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal) FKG UNAIR: 147-50.
Murphy, E.M. 2004. Promoting Healthy Behaviour. Health Bulletin. Population Refrences Bureau: 1-7.
Octiara, E. dan Roesnawati, Y. 2001. Karies gigi, oral higiene dan kebiasaan membersihkan gigi pada anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai. J Kedokteran Gigi UI; 6(1): 18-23.
Panjaitan, M. 1997. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Ed ke-1. Medan: USU Press: 30-53.
Peterson, PE. 2003. The World Oral Health Report 2003: Continuous improvement of oral health in the 21st century-the approach of the WHO Global Oral Health Programme. Community Dent Oral Epidemiology; 31 (suppl): 3-8.
Pintauli, S. dan Melur, T. 2004. Hubungan tingkat pendidikan dan skor DMFT pada ibu-ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan. Dentika Dental Journal; 9(2): 78-83.
Pintauli, S. dan Hamada, T. 2007. Menuju gigi dan mulut sehat. Pencegahan dan Pemeliharaan. Medan: USU Press: 1-20.
Suwelo, S.S. 1992. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi. Kajian pada anak usia prasekolah. Jakarta: EGC: 3-5.
World Health Organization. 1997. Oral health survey basic methods. 4th ed., Geneva.
World Health Organization. 2003. The World Oral Health Report. Geneva: 1-33.
Wright, G. 1998. Non-pharmacologic management of children behaviours. Dalam: Mc Donald et al.,
Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed., Mosby: 35-49.
________. 1992. Undang-Undang Nomor 23 tentang Kesehatan. Jakarta.