Ethesami and Abrahamian named Iran Pst Khomeini as the Second Republic with a different reason. While Halliday name it with post-achundism. This paper is conduxted to show dialectic of religion and politics that goes rationally, so it can be used as the reflectionfor Moeslem in Indonesia. This paper used a multidimensional historical approach in order to get a complete view. This approach is expected to accomodate both of Enthesami view which focus on economic aspectsm and Abrahamian view which focus on cultural aspects, also Halliday view which saw the involvement of clerics in politics. The modification of Islamic system of government of Iran post Khomeini can not be separated from the basics of the changes that have been placed by Khomeini.
ÂÂ
ABSTRAK
Ehthesami dan Abrahamian menamakan Iran Pasca Khomeini sebagai the Second Republic dengan alasan yang berbeda. Sedangkan Halliday menamainya dengan post-akhundism. Tulisan ini ingin menampilkan dialektika agama dan politik yang berlangsung secara rasional, agar bisa dijadikan cermin bagi umat Islam di Indonesia. Tulisan ini menggunakan pendekatan sejarah multidimensional agar didapat pandangan yang lebih utuh. Pendekatan ini diharapkan dapat menampung baik pandangan Ehthesami yang lebih menekankan pada aspek ekonomi, dan pandangan Abrahamian yang lebih menekankan pada aspek budaya, maupun pandangan Halliday yang melihat keterlibatan ulama dalam politik. Modifikasi sistem pemerintahan Islam Iran pasca Khomeini tidak dapat dilepaskan dari dasar dasar perubahan yang telah diletakkan oleh Khomeini.