Pengajaran Sosiologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) ternyata menemui beberapa kendala. Sejumlah persoalan yang dihadapi guru dan siswa antara lain terlalu menekankan kemampuan kognitif, lebih menekankan proses deduktif, substansinya terlalu teoritis dan abstrak, kurang memberi ruang bagi guru dalam mengembangkan materi untuk pendalaman terhadap komponen komponen yang dianggap perlu, kurang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan materi lokal, dan metode pembelajarannya sangat monoton yang didominasi oleh ceramah satu arah. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, dicoba sebuah model dalam proses pembelajaran Sosiologi yang disebut "SEHATI". Penelitian ini dilakukan terhadap 83 siswa kelas III IPS SMAN I Jatinom pada tahun pembelajaran 2005/2006. Dengan model SEHATI, ternyata 91,6 % siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran Sosiologi menjadi lebih menyenangkan. Tingkat intensitas keterlibatan semua siswa (100 %) dalam pembelajaran dengan model SEHATI pun termasuk kategori tinggi. Kenyataan tersebut patut disyukuri, karena berdasarkan analisis statistik diketahui terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara intensitas keterlibatan tersebut dengan prestasi belajar siswa.ÂÂ