Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Wacana Khotbah Jumat di Surakarta: Suatu Kajian Linguistik Kultural

Kundharu Saddhono
I Dewa Putu Wijana
Submitted
Oct 30, 2013
Published
Jul 1, 2011
PDF (BAHASA INDONESIA)
Citation
Saddhono, K., & Putu Wijana, I. D. (2011). Wacana Khotbah Jumat di Surakarta: Suatu Kajian Linguistik Kultural. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(4), 433–446. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i4.39
Abstract

Friday sermon is a means of religious endeavor used by Moslems to invite the community to do good things and avoid bad deeds. A person who conveys Friday sermon is called a preacher. A good speaking skill is needed in order to attract sympathy from the congregation or the people who listen to the sermon. The term ‘attract masses through speaking skill’ is called as rhetoric. In Friday sermons there are many aspects of language which are influenced by local cultural elements. Friday sermons as a discourse of course, can be analyzed from micro structural aspects related to grammatical aspect, lexical aspect, cohesion, and coherence. The macro structural aspects related to culture or cultural elements surrounding communities outside of language or linguistic aspects in which the participants related to the context, place and time, the channel used, the code used, the form of a message and its contents, events with nature, and tone of conversation.

 

ABSTRAK

Khotbah Jumat merupakan salah satu sarana yang digunakan umat Islam yang bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk (sarana dakwah).
Seorang yang menyampaikan dakwah disebut khotib. Agar dapat menarik simpati dari jemaah atau orang yang menyimak khotbah, diperlukan sebuah keterampilan berbicara yang baik. Istilah untuk menarik massa malalui keterampilan berbicara dimaknai sebagai retorika. Di dalam khotbah Jumat banyak terdapat aspek bahasa yang dipengaruhi oleh unsur kebudayaan setempat.
Khotbah Jumat sebagai sebuah wacana tentunya dapat dianalisis dari aspek mikrostruktural yang berkaitan dengan aspek gramatikal, aspek leksikal, kohesi, dan koherensi. Adapun dari aspek makrostruktural berkaitan dengan unsur kebudayaan atau kultural masyarakat sekitar di luar aspek kebahasaan atau linguistik yang di dalamnya berkaitan dengan konteks yaitu partisipan, tempat dan waktu, saluran yang digunakan, kode yang digunakan, bentuk pesan beserta isinya, peristiwa dengan sifat, dan nada pembicaraan.

Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 1436
Downloads : 1853
References
Alwi, Hasan (ed). 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Baal-Baki, R. 1993. Al-Maurid: Qamus ‘Araby-Injilizi: Darul-‘Ilm lil-malayin.
Brown, Gillian dan George Yule. 1996. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
Crystal, David. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: Cambridge University Press.
Djajasudarma, Fatimah. 2009. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Eresco.
Dwiraharjo, Maryono. 2001. Bahasa Jawa Krama. Surakarta: Pustaka Cakra Bekerjasama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation.
Edmondson, Willis. 1981. Spoken Discourse: A Model for Analysis. London: Longman.
Halliday, MAK, Ruqaiya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks. Terjemahan Asrudin Barori Tou. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Harimurti, Kridalaksana. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: P.T. Gramedia.
Lindlof, Thomas R. 1994. Qualitative Communication Research Methods. Thousand Oaks: SAGE Publiser.
Markhamah. 2001. Etnik Cina: Kajian Linguistis Kultural. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Press.
Ma’ruf, Amir. 1999. “Wacana Khotbah Jumat: Studi Kasus Empat Masjid di Yogyakarta”. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. (Tesis).
Moeliono, Anton M. (ed.). 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
Rani, Abdul, Bustanul Arifin, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
Sabiq, As. Tt. Fiqhus- Sunnah. Jilid I dan II Jidah; Maktabatul-Khidmatil-Khadisah.
Saddhono, Kundharu. 2009. Oreng Madure dan Wong Solo: Fenomena Integrasi Linguistik Kultural. Surakarta: Sebelas Maret University Press dan Departemen Pendidikan Nasional
Saddhono, Kundharu. 2011. “Wacana Khotbah Jumat di Kota Surakarta: Sebuah Kajian Sosiopragmatik”. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (Disertasi)
Schiffrin, Deborah. 1984. Approaches to Discourse. Oxford: Blackwell.
Subroto, Edi. 2009. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press.
Sudaryanto. 1995. Linguistik: Identitasnya, Cara Penanganan Obyeknya, dan Hasil Kajiannya. Yoyakarta: Duta Wacana University Press.
Sutopo, H. B. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi Penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Suwandi, Sarwiji. 2003. “Kohesi dalam Bahasa Indonesia” dalam Linguistik Indonesia. Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia Bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia.
Sumarlam (ed). 2008. Teori dan Praktik Analisis Wacana Cetakan Keempat. Surakarta: Pustaka Cakra.
Syam, Yunus Hanis. 2003. Titian Menuju Takwa. Yogyakarta: Cahaya Hikmah.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Kartomihardjo, Soeseno. 1993. “Analisis Wacana dengan Penerapannya pada Beberapa Wacana”. PELBA 6. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atmajaya.