Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Identitas Kerajaan Gowa Berdasarkan Koleksi Museum Balla Lompoa Sungguminasa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

Nurul Adliyah Purnamasari
Dwi Sumaiyyah Makmur
Submitted
Sep 13, 2022
Published
Dec 16, 2022
PDF
Citation
Purnamasari, N. A., & Makmur, D. S. (2022). Identitas Kerajaan Gowa Berdasarkan Koleksi Museum Balla Lompoa Sungguminasa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 7(2), 105–124. https://doi.org/10.24832/jpnk.v7i2.3182
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung pada seluruh koleksi di Museum Balla Lompa Sungguminasa sebagai sebuah identitas bagi Kerajaan Gowa pada masa lampau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu studi pustaka berupa penelusuran sumber-sumber tertulis, dilanjutkan dengan observasi lapangan yang mencakup proses pencatatan atau pendeskripsian koleksi, serta dilengkapi dengan data hasil pemotretan. Seluruh data koleksi dianalisis untuk melihat atribut penting yang mampu merepresentasikan identitas sejarah dan budaya Kerajaan Gowa pada masa lampau. Identitas yang dimaksud adalah ciri khas dan karakter khusus yang membedakan Kerajaan Gowa dengan kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa koleksi di Museum Balla Lompoa Sungguminasa merepresentasikan identitas Kerajaan Gowa yang tercermin melalui nilai-nilai kemaritiman, kejayaan, etnisitas, religiositas, dan perjuangan.

Keywords
Kerajaan Gowa Museum Balla Lompoa identitas budaya identitas sejarah kerajaan maritim
Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 3090
Downloads : 2924
References
Abdullah, A. (2016). Islamisasi di Sulawesi Selatan dalam perspektif sejarah. Paramita: Historical Studies Journal, 26(1), 86-94. doi.org/10.15294/paramita.v26i1.5148
Bahtiar, B. (2018). Orang Melayu di Sulawesi Selatan. Walasuji: Jurnal Sejarah dan Budaya, 9(2), 373–387. doi.org/10.36869/wjsb.v9i2.54
Bakhtiar. (2019). Hubungan politik antarkerajaan: Gowa dengan Bone, Soppeng, Wajo (Tellumpocco). Walasuji, 10(2), 251—267. doi.org/10.36869/wjsb.v10i2.12
Hadrawi, M. (2018). Sea voyages and occupancies of Malayan Peoples at the West Coast of South Sulawesi. International Journal of Malay-Nusantara Studies, 1(1), 80–95.
Hafid, A. (2016). Peran “Rumah Kecapi” dalam melestarikan budaya lokal di Kabupaten Maros.
Walasuji: Jurnal Sejarah dan Budaya, 7(2), 367–372. doi.org/10.36869/wjsb.v7i2.137
Hairuddin, A.W. (2019). Islamisasi Kerajaan Gowa pada Abad ke XVI-XVII (Kajian Historis). Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Pare-Pare.
Hamriyadi. (2018). Fungsi penyajian gendang Makassar dalam prosesi pencucian benda pusaka pada upacara adat Gaukang di Galesong Kabupaten Takalar. in Biomass Chem Eng. Universitas Negeri Makassar.
Hamriyadi. (2018). Fungsi Penyajian Gendang Makassar dalam Prosesi Pencucian Benda Pusaka pada Upacara Adat Gaukang di Galesong Kabupaten Takalar. Diploma thesis, Universistas Negeri Makassar.
Hariansah, E. (2018, September 17). Suasana Kota Makassar pada Abad ke-17. https://attoriolong.com/2018/09/suasana-kota-makassar-pada-abad-ke-17/
Hariyanto, A. (2016). Museum Musik Tradisional Nusantara di Kota Bandung dengan penekanan desain arsitketur humanisme. Thesis, Universitas Negeri Semarang.
Haryati, T., Hidayat, A. G., & Subhan. (2021). Telaah historis: Kedudukan Kesultanan Goa-Tallo dalam penyebarluasan agama Islam di Bima pada abad XVII. Jurnal Pendidikan IPS, 11(1), 57–68. doi.org/10.37630/jpi.v11i1.453
Hildayanti, A. (2017). Karakteristik Benteng Fort Rotterdam sebagai urban artefact Kota
Makassar. Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, A019–A026. doi.org/10.32315/sem.1.a019
Himawan, W., Sabana, S., & Kusmara, A.R. (2016). Representasi identitas Bali pada koleksi tetap
Museum Neka. Jurnal of Urban Society’s Art, 3(1), 36–43. doi.org/10.24821/jousa.v3i1.1475
Ilyas, A., Yabu, M., & Hasnawati. (2019). Karakteristik visual bangunan makam kuno Raja – Raja Gowa di Kompleks Mesjid Tua Katangka. Tesis, Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.
Juliawati, N.P.E. (2013). Revitalisasi identitas masyarakat di Kecamatan Sanggar melalui dunia pendidikan. Forum Arkeologi, 26(1), 17–28. doi.org/10.24832/fa.v26i1.61
Jumardi, J., & Suswandari, S. (2018). Situs Benteng Fort Rotterdam sebagai sumber belajar dan destinasi pariwisata Kota Makasar: Tinjauan fisik arsitektur dan kesejarahan. Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah, 4(2), 134. doi.org/10.30870/candrasangkala.v4i2.4529
Kila, S. (2004). Kerajaan Gowa Tahun 1669-1799. Kementerian Kebudaayan dan Pariwisata.
Kila, S. (2020). Perjuangan Sultan Alauddin Raja Gowa ke-14 (1959-1639). Walasuji, 7(1), 17–32. doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.84
Limpo, S.Y. (1995). Profil sejarah budaya dan pariwisata Gowa. Pemerintah Kabupaten Gowa.
Mahusfah, I.T., Najib, M.A., & Sutriani. (2020). Identifikasi wujud akulturasi budaya terhadap arsitektur Masjid Al-Hilal Tua Katangka. Timpalaja: Architecture Student Journals, 1(1),19–26.
Makkelo, I.D. (2020). Sejarah Makassar dan tradisi literasi. Lembaran Sejarah, 15(1), 30–48. doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.59523
Malli, R., & Yahya, M. (2021). Studi komparatif sistem pemerintahan Kerajaan Gowa dan Bone dalam perspektif otonomi daerah. Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 1(1), 1–13.
Marihandono, D. (2008). Perubahan peran dan fungsi benteng dalam tata ruang kota. Wacana, 10(1), 144–160. doi.org/10.17510/wjhi.v10i1.182
Muhaeminah. (2014). Benteng Somba Opu perspektif sejarah berdasarkan batu bata. Jurnal Arkeologi, 6(1), 57–67. doi.org/10.24832/papua.v6i1.43
Muhaeminah, M. (2016). Eksistensi bata kuno di museum Benteng Somba Opu memberi suatu makna. Al-Qalam, Jurnal Penelitian Agama dan Sosial Budaya, 20(2), 309–318. doi.org/10.31969/alq.v20i2.189
Muhtar, S.W. (2021). Penyajian musik tradisional Gandrang dalam prosesi akkorongtigi. Nuansa, Journal of Arts and Design, 4(2), 9. doi.org/10.26858/njad.v4i2.17291
Mutmainnah, Najamuddin, & Ridha, M. R. (2021). Kerajaan Gowa pada masa pemerintahan IMangarangi Daeng Manrabbia 1593-163 9. Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan Dan Pendidikan Sejarah, 19(1), 1–10.
Nur, N., Purwanto, B., & Suryo, D. (2016). Perdagangan dan ekonomi di Sulawesi Selatan, pada tahun 1900-an sampai dengan 1930-an. Jurnal Ilmu Budaya, 4(1), 617–713.
Paramadhyaksa, I.N.W. (2016). Filosofi dan penerapan konsepsi Bunga Padma dalam perwujudan arsitektur tradisional Bali. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 3(1), 28–42. doi.org/10.26418/lantang.v3i1.16720
Perdana, A. (2019). Naskah La Galigo: Identitas budaya Sulawesi Selatan di Museum La Galigo. Pangadereng, 5(1), 116–132. doi.org/10.36869/.v5i1.16
Pertiwi, I. (2020). Makna simbol-simbol dalam agama Hindu (Studi terhadap simbol-simbol di Pura Merta Sari Rengas Tangerang Selatan). Skripsi, Fakultas Usuladin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Purnama, H.L. & A’mal, M. (2014). Kerajaan Gowa masa demi masa penuh gejolak. Makassar: Arus Timur.
Purnamasari, N.A. (2017). Museum Balla Lompoa Sungguminasa di Kabupaten Gowa sebagai media publikasi arkeologi untuk masyarakat. Skripsi, Departemen Arkeologi FIB Universitas Hasanudin.
Purnamasari, N.A. (2019). Konsep pengembangan museum Balla Lompoa Sungguminasa di Kabupaten Gowa: Media Publikasi Arkeologi. Walennae: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan dan Tenggara, 17(2), 85–100. doi.org/10.24832/wln.v17i2.374
Raodah, R. (2012). Balla Lompoa di Gowa (Kajian arsitektur tradisional Makassar). Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 4(3), 378-390. doi.org/10.30959/patanjala.v4i3.149
Rismawidiawati, R. (2017). Integrasi orang Melayu di Takalar (XVI-XVII). Walasuji: Jurnal Sejarah dan Budaya, 8(2), 295–306. doi.org/10.36869/wjsb.v8i2.122 Rochyati, S. (2010). Jatuhnya Benteng Ujung Pandang, Makassar pada Belanda (VOC). Skripsi, FKIP Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Sebelas Maret.
Rosdawia. (2020). Makna simbolik pusaka tua jenis Badik di Museum La Galigo - Benteng Rotterdam Kota Makassar. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Ruwaidah. (2018). Makna badik bagi masyarakat Suku Bugis (Studi di Kelurahan Pulau Kijang, Kecamatan Rateh, Kabupaten Indragiri). Jurnal Online Mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 5(1), 1–14.
Santoso, B. (2006). Bahasa dan identitas budaya. Sabda, I(1), 44–49.
Santoso, A. (2016). Citra Kabupaten Gowa dalam arsip. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Satriadi. (2017). Pamor Kawali dalam Masyarakat Bugis. Gelar: Jurnal Seni Budaya, 15(1), 47– 58. doi.org/10.33153/glr.v15i1.2068
Satriadi. (2019). Bentuk, fungsi dan makna Pamor Senjata Kawali dalam Masyarakat Bugis. Jurnal Pakarena, 4(1), 12–27. doi.org/10.26858/p.v4i1.12983
Setiawan, J., Wakidi, & Ekwandari, Y. S. (2017). Peranan Arung Palakka dalam Perang Makassar tahun 1660-1669. Jurnal Pendidikan Dan Penelitian Sejarah (PESAGI), 5(3).
Sianipar, H. M. T., Prakosajaya, A. A., & Widiyastuti, A. N. (2020). Islamisasi Kerajaan-Kerajaan Bugis oleh Kerajaan Gowa Tallo melalui Musu Selleng pada abad ke 16-M. Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah, 5(4), 264–275. doi.org/10.36709/jpps.v5i4.14943
Sritimuryati. (2018). Beras sebagai komoditi utama dalam perdagangan maritim di Makassar. Walasuji: Jurnal Sejarah dan Budaya, 9(1), 129–140.
Sudarwani, M.M., Eni, S.P., & Sir, M.M. (2020). Kajian revitalisasi kawasan Benteng Somba Opu sebagai kawasan bersejarah. Arsitektura, Jurnal Ilmiah Lingkungan Binaan, 18(2), 185– 198. doi.org/10.20961/arst.v18i2.42223
Suhardjono, L.A., Sriherlambang, B., & Luzar, L.C. (2018). Peran storyline pada representasi identitas nasional di museum nasional Indonesia Baru. Jurnal Dimensi DKV, 3(1), 61–76. doi.org/10.25105/jdd.v3i1.2848
Susmihara, S. (2016). Kemajuan budaya masyarakat Makassar Abad XVII. Jurnal Adabiyah, 16(1), 60–69. doi.org/10.24252/jad.v17i116i1a5
Wardah. (2012). Representasi identitas budaya Makassar dalam pemberitaan Situs Panyingkul.com Periode 2006-2010. Kom & Realitas Sosial, 4(4), 108–125.
Wibawa, M.A. (2011). Peranan Kerajaan Gowa dalam perniagaan abad XVII. Skripsi, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Yani, A. (2018). Dampak perang Makassar abad XVII-XVIII. Jurnal Rihlah, 06(01), 107–131