This research attempts to explain 1) the process of the Bugis-Makassar students whom migrated to Melbourne; 2) their reason(s) to stay; 3) the adaptation process to the new environment; 4) and the socio-cultural aspects that become endure and change. This research used qualitative approach, in which observation is one of the process of data collection besides in-depth interviews and literatures review. The conclusion of this study shows that Bugis-Makassar students had migrated to Melbourne by using educational scholarship opportunity. After completing the study, they chose to live in Australia as permanent resident. Those decision was influenced by internal factors such as wandering spirit (masompe’) and external factors such as the condition in Melbourne that feels much better and comfortable. After all, they were success with those adjustment within natural and social life in Melbourne. Still, they tend to maintain the identity as Bugis-Makassar, although in the end they had to experience some alteration.
ABSTRAK
ÂÂ
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) proses mahasiswa Bugis-Makassar merantau ke Melbourne; 2) alasan-alasan mereka untuk menetap; 3) adaptasi dengan lingkungan baru; dan 4) aspek-aspek sosial budaya yang bertahan dan berubah seiring perjalanan waktu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, di mana pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Bugis-Makassar merantau ke Melbourne dengan memanfaatkan kesempatan beasiswa pendidikan. Setelah kuliah mereka memilih untuk tinggal secara permanen. Keputusan itu dipengaruhi oleh 2 (dua) hal, yaitu faktor internal berupa spirit merantau (masompe’) yang dimiliki orang Bugis-Makassar, serta faktor eksternal berupa kondisi kehidupan di Melbourne yang dirasa jauh lebih baik dan nyaman. Keputusan merantau ke Melbourne kemudian mendorong mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, yaitu lingkungan alam yang mengalami 4 (empat) musim serta lingkungan sosial-budaya yang majemuk. Di tengah kehidupan yang serba modern dan majemuk, mereka berusaha bertahan meskipun pada akhirnya harus mengalami berbagai perubahan.