This study aimed at determining how the use of Information and Communication Technology in the Islamic Boarding School Al-Amin Malang, East Java. The study used a qualitative approach with descriptive methods. Data were collected through observation and interviews of leaders of schools, the students, local governments and communities around the schools. The data analysis use descriptive analysis. The results of this study revealed that although the infrastructure and application systems is still relatively limited, but the school leadership has a strong commitment to using Information and Communication Technology in schools. Infrastructure limitations overcome by optimizing of Information and Communication Technology availability equipment by each students and the community. Utilizing Information and Communication Technology, teaching religion to be dynamic and interesting, more diverse media and content (text, images, audio, video, animation, and simulation), the time and place for learning more fleksible, and the students are trained to develop content to be shared via the Internet. Similarly, the use of Information and Communication Technology can re-dynamize culture, and local wisdom (Jagong Maton) and empowerment (Posdaya) around schools. This study concluded that although the infrastructure is relatively limited but the school leadership has a strong policy and commitment to using Information and Communication Technology can be optimized.
ABSTRAK
 ÂÂ
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pesantren Rakyat Al-Amin Malang Jawa Timur. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara terhadap pimpinan pesantren, para santri, pemerintah setempat, dan masyarakat sekitar pesantren. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa walaupun secara infrastruktur dan sistem aplikasi masih relatif terbatas, pimpinan pesantren memiliki komitmen yang kuat dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di pesantren. Keterbatasan infrasruktur diatasi dengan mengoptimalkan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi  yang dimiliki masing-masing santri dan masyarakat. Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi, pembelajaran agama menjadi dinamis dan menarik, media dan konten lebih beragam (teks, gambar, audio, video, animasi, dan simulasi), waktu dan tempat belajar lebih fleksibel, serta para santri dilatih membuat konten untuk berbagi melalui internet. Begitu pula pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat menggerakan kembali budaya dan kearifan lokal (Jagong Maton) serta pemberdayaan masyarakat (Posdaya) di sekitar pesantren. Studi ini disimpulkan bahwa walaupun secara infrastruktur relatif terbatas namun kebijakan dan komitmen pimpinan Pesantren Rakyat sangat kuat sehingga pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat optimal.