Logo

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EMPAT TAHUN BIDANG KEAHLIAN PRIORITAS PROGRAM NAWACITA

Darmawan Sumantri
Subijanto Subijanto
Siswantari Siswantari
Sudiyono Sudiyono
Submitted
Jun 13, 2019
Published
Dec 9, 2019
PDF (BAHASA INDONESIA)
Citation
Sumantri, D., Subijanto, S., Siswantari, S., & Sudiyono, S. (2019). PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EMPAT TAHUN BIDANG KEAHLIAN PRIORITAS PROGRAM NAWACITA. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 4(2), 152–168. https://doi.org/10.24832/jpnk.v4i2.1356
Abstract

The goal of this study is to address the competencies required in the business world/industry for the expertise in the field of Marine, Agribusiness/Agritechnology, and Tourism. This study is also to discuss the length of study on each competence expertise. The question underlying this study related to the performance of vocational school graduates that did not comply with the competencies expected by the workforce. Data collection approach was based on focus group discussion and questionnaire. The results of this study indicated that competencies needed in the Marine field especially in Nautical Commercial Ship experience includes the possession of the Level IV Nautical Expert Certification, pre-training/ professional test and on board training at the sea. Competencies for Nautical Fishery Expertise Program required pre-production fish sorting (sorting of fresh fish suitable for production, work ethics and foreign language skills (in accordance with the native language of the company). Agribusiness/agritechnology field. Veterinary Health competencies needs knowledge of animal food, maintenance of a wet and dry circulation system, and injection and vaccination. Expertise on Quality Control for Agriculture and Fishery Products includes competencies for evaluation of processed products swell as safety and health at work. The Tourism in Boutique field needs competencies for trend of design development, pattern and digital design, cost/budgetting, and communication. The length of study for Veterinary health and Quality Control of Agriculture and Fishery Products expertise program requires four year study plan, whereas other expertise programs only need three years. It can be inferred that not all skill programs need a four year study plan.

Abstrak 

Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji kompetensi keahlian yang dibutuhkan dunia kerja pada bidang Kemaritiman, Agrobisnis/Argoteknologi, Pariwisata, dan masa studi masing-masing kompetensi keahlian tersebut. Masalah yang melatarbelakangi studi ini terkait dengan ketimpangan kualitas lulusan yang dibutuhkan dunia kerja. Pengumpulan data melalui diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion) dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi keahlian kemaritiman pada Nautika Kapal Niaga memerlukan: kepemilikan sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV, Pra-praktik laut (prala)/ Uji profesi, dan Prala di Kapal. Kompetensi yang diperlukan pada Nautika Kapal Penangkap Ikan meliputi: keahlian menyortir hasil tangkapan ikan untuk produksi, etika kerja, dan kemampuan berbahasa asing sesuai bahasa pemilik perusahaan. Kompetensi keahlian Agrobisnis/Agroteknologi pada Kesehatan Hewan memerlukan: pengetahuan pakan, pengetahuan pemeliharaan sistem basah dan sistem kering, prosedur penyuntikan dan pemberian vaksin. Pada Pengawasan Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan diperlukan kompetensi: keahlian menganalisis produk hasil pengolahan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), keahlian menganalisis kadar air, kadar lemak, dan kadar abu, pengetahuan ilmu kimia  terkait pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Pada Pariwisata kompetensi keahlian Tata Busana memerlukan: Pengembangan tren desain, keahlian mendesain dan membuat pola secara digital, kemampuan pembukuan dan berkomunikasi dengan pelanggan. Untuk masa studi keahlian Nautika Kapal Niaga, Nautika Kapal Penangkap Ikan, dan Tata Busana memerlukan waktu tiga tahun, sedangkan kompetensi keahlian lainnya memerlukan waktu empat tahun. Studi ini menyimpulkan bahwa tidak semua kompetensi keahlian pada sekolah sampel memerlukan waktu belajar empat tahun. 

Statistics

Downloads

Download data is not yet available.
Read Counter : 960
Downloads : 658
References
Avis. J. (2018). Crossing boundaries: VET, the labour market and social justice. International Journal for Research in Vocational Education and Training (IJRVET).5(3), 178-190.

Azizah, Murniati A.R,. & Khairuddin. (2015). Strategi kerjasama sekolah dengan Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI) dalam meningkatkan kompetensi lulusan pada SMK Negeri Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 3(2), 148-158.

Adam, L. (2016). Kebijakan Perlindungan Pekerja Perikanan Tangkap Indonesia. Kajian: Menjembatani Teori dan Persoalan Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan, 21(4),322-338.

Aaltonen, K., Isacsson, A., Laukia, J., & Vanhanen-Nuutinen, L. (2013). Practical skills, education and development- Vocational education and training in Finland. HAAGA-HELIA University of Applied Sciences.

Asian Development Bank. (2014). Sustainable Vocational Training Toward Industrial Upgrading and Economic Transformation: A Knowledge Sharing Experience. Mandaluyong City, Philippines: Asian Development Bank.

Badan Pusat Statistik. (2018). Tingkat pengangguran terbuka Februari 2018, https://www. bps. go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-2018—tingkat-pengangguran-terbuka diakses tanggal 31 Juli 2018.

Billet, S. (2019). Vocational education, purposes, traditions, and prospects. London: Springer.

Brodjonegoro, S. S. (14 November 2017). Lulusan vokasi menganggur: Kurikulum Tak Sesuai dengan Kebutuhan Industri. Kompas, hlm. 17.

Deissinger, T. (2015). The German dual vocational education and training system as ‘good practice’?, Local Economy, 30(5), 557-567. https://doi.org/10.1177/0269094215589311.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Data pokok pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Grand design pendidikan kejuruan Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dikdasmen.

Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan sumberdaya manusia. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset. Eichhorst, W., Rodríguez-Planas, N.,

Schmidl, R., & Zimmermann, K.F. (2015). A road map to vocational education and training in industrialized countries, industrial and labor Relation (ILR). Review, 68 (2), 314–337. https://doi.org/10.1177/0019793914564963.

Emmalia. C. (2013). Studi pengelolaan kewirausahaan unit produksi sanggar busana di jurusan Tata Busana SMK Negeri 3 Malang. Skripsi (tidak dipublikasikan) Jurusan Tata Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

Firdaus, Z.Z. (2012). Pengaruh unit produksi, prakerin dan dukungan keluarga terhadap kesiapan kerja siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(3), 397-409.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

Jalal, F. (2015). Bonus demoggrafi: berkah atau bencana. Makalah disampaikan pada Dialog Bonus Demograi, DDI, Jakarta.

Jatmoko, D. (2013). Relevansi kurikulum SMK kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan terhadap Kebutuhan dunia industri di Kabupaten Sleman. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3 (1), 1-13.

King, K. (2012). The geopolitics and meanings of India’s Massive Skills Development Ambitions. International Journal of Educational Development, 32(5), 665–673.

Markowitsch, J. & Hefler, G. (2018). Staying in the Loop: Formal feedback mechanisms connecting vocational training to the world of work in Europe. International Journal for Research in Vocational Education and Training (IJRVET), 5(4), 285-306.

Noor. I.H.M., Laskar, S., Imanuddin, F. (2018). Job satisfaction to enhance a commitment of employees organization at dream tour and travel company. International Journal of Education, Learning and Development, 6(3), 47-59.

Noor, I.H.M. & Waluyo, H.(2019). A Relevance of the implementation of vocational school (VS) towards the needs of industry and workforce. International Journal of Vocational and Technical Education Research, 5(2),1-23.

Pasaribu, A. (2018). Kurikulum kompetensi kejuruan (KKK) Teknologi Penangkapan Ikan (TPI) SMK Kelautan. Jurnal Taman Vokasi (JTVOK), 6(1), 26-34.

Slamet, P.H. (2016). Kontribusi kebijakan peningkatan jumlah siswa SMK terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Cakrawala Pendidikan, XXXV (3), 301-311.

Subijanto., Sumantri, D., Martini, I.A.D., Soroeida,T., dan Noor, I., (2019). Conformity of agriculture vocational school curriculum: Skill competency of agricultural product processing agribusiness with the needs of the world of work. International Journal of Vocational and Technical Education Research, 5(4), 27-43.

Subijanto. (2012). Analisis Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 18(2), 163-173.

Suharno, E., Suwarno, & Widiastuti. (2017). Pengembangan standar pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) siswa SMK program keahlian Teknik Pemesinan di Wilayah Surakarta. Jurnal Ilmu Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, X(1), 22-30.

Soenarto, Amin, M.M., & Kumaidi. (2017). Evaluas implementasi kebijakan sekolah menengah kejuruan program 4 tahun dalam meningkatkan employability lulusan. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 21(2),215-227.

Siswantari. (2015). Pengembangan program studi keahlian pada SMK sesuai dengan kegiatan ekonomi utama di enam koridor ekonomi. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 22 (2), 135-151.

Suwardjo, Dj.,Haluan, J., Jaya, I., dan Poernomo, S.H, (2010). Keselamatan kapal penangap ikan: Tinjauan aspek regulasi nasional dan internasional. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 1 (1), 1-13.
Republik Indonesia. (2013). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.

Widarto, Sukir, Purnastuti, L. & Wagiran. (2007). Peranan SMK kelompok teknologi terhadap pertumbuhan Manufaktur. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas

Widiyanto. (2010). Strategi pengembangan kurikulum berbasis kompetensi DUDI untuk SMK. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, V(2), 103–116.